4. Jenis-jenis Puasa
17 Hari Menjelang Ramadhan 1442 H
13 Sya’ban 1442 H – 27 Maret 2021
Dalam syariat Islam terdapat beragam jenis ibadah puasa. Di mana umumnya para ulama membedakannya berdasarkan jenis hukum melakukan ibadah puasa tersebut. Setidaknya, ibadah puasa dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis: (1) Puasa yang masyru’ dan (2) Puasa yang tidak masyru’.
Maksud dari puasa yang masyru’ adalah puasa yang disyariatkan dalam Islam. Di mana puasa ini kemudian dibedakan menjadi dua hukum: (1) Puasa wajib, dan (2) Puasa sunnah.
Sedangkan maksud dari puasa yang tidak masyru’ adalah puasa yang terdapat larangan dari syariat untuk melakukannya. Di mana puasa jenis ini pun dapat dibedakan menjadi dua hukum: (1) Puasa haram, dan (2) Puasa makruh.
A. Puasa-puasa Masyru’
Para ulama sepakat bahwa ibadah puasa merupakan ibadah yang disyariatkan atas umat Islam. Bahkan syariat ini termasuk salah satu dari rukun Islam yang lima. Namun puasa apakah yang dimaksud sebagai salah satu rukun Islam tersebut, serta dihukumi wajib atas umat? Sebab puasa yang disyariatkan atas umat Islam, tidak dihukumi dengan satu hukum. Ada yang wajib, dan adapula yang sunnah.
1. Puasa Wajib
Ada empat jenis puasa yang hukumnya wajib dikerjakan atas umat Islam, yaitu:
1. Puasa Ramadhan.
2. Puasa Qodho’ Ramadhan.
3. Puasa Nazdar.
4. Puasa Kaffarat.
Di mana keempat jenis puasa yang wajib ini, satu di antaranya diwajibkan atas dasar waktu, yaitu puasa Ramadhan. Dan puasa Ramadhan inilah yang dimaksud sebagai salah satu rukun Islam yang lima. Sedangkan ketiga puasa lainnya, diwajibkan atas sebab perbuatan manusia, yaitu: puasa Qodho’ Ramadhan, puasa Nadzar, dan puasa Kaffarat.
2. Puasa Sunnah
Selain puasa wajib di atas, ada juga puasa yang disyariatkan namun hukumnya tidaklah wajib dan sifatnya merupakan ibadah nafilah (tambahan). Ada banyak sekali puasa yang hukumnya sunnah. Di mana setidaknya bisa diklasifikan menjadi dua macam: (1) Puasa muthlaq, dan (2) Puasa muqoyyad.
Puasa muthlak adalah ibadah puasa sunnah yang dapat dilakukan seorang muslim tanpa terikat dengan moment tertentu. Di mana, puasa ini terhitung sah sebagai ibadah selama tidak bertentangan dengan ketentuan syariah.
Adapun puasa muqoyyad adalah ibadah puasa yang dilakukan karena moment tertentu. Di mana, puasa jenis ini dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan sifat momentnya: (1) Puasa sunnah yang dilakukan sepanjang bulan atau tahun, dan (2) Puasa sunnah yang dilakukan pada bulan tertentu.
a. Puasa Sunnah Sepanjang Tahun
Maksud dari puasa sunnah yang dilakukan sepanjang tahun adalah bahwa puasa-puasa ini disunnahkan untuk diamalkan pada setiap bulan dalam bulan-bulan hijriyyah.
Adapun puasa-puasa sunnah tersebut sebagaimana berikut:
1. Puasa Nabi Dawud - ‘alaihis salam -.
2. Puasa Ayyam al-Bidh.
3. Puasa Senin Kamis.
b. Puasa Sunnah Pada Bulan atau Hari Khusus
Sedangkan maksud dari puasa sunnah pada bulan khusus adalah bahwa puasa tersebut dilaksanakan pada bulan-bulan khusus menurut penanggalan hijriyyah.
Puasa-puasa tersebut sebagaimana berikut:
1. Puasa sunnah pada bulan-bulan Haram (Zulqa’dah, Zulhijjah, Muharram, dan Rajab).
2. Puasa pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharram.
3. Puasa bulan Sya’ban.
4. Puasa 6 hari Syawwal.
5. Puasa 8 hari pertama bulan Dzulhijjah.
6. Puasa ‘Arafah.
B. Puasa Tidak Masyru’
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, maksud dari puasa yang tidak masyru’ adalah ibadah puasa pada hari-hari yang dilarang secara khusus oleh syariat untuk berpuasa di dalamnya. Hanya saja, untuk hukum taklifi atas larangan tersebut, ada yang dihukumi dengan hukum haram dan ada pula yang makruh.
Suatu puasa dihukumi haram dalam arti, jika berpuasa pada hari tersebut, bukanlah pahala yang didapat, malah mendapatkan dosa. Sedangkan jika puasa dilakukan pada hari yang makruh, maka meskipun tidak berdosa, namun ibadah puasanya sia-sia, tidak bernilai pahala sama sekali.
Dari sisi hukum inilah, puasa yang tidak masyru’ kemudian dapat dibedakan menjadi dua jenis: puasa haram dan puasa makruh.
1. Puasa Haram
Waktu-waktu yang diharamkan untuk berpuasa, sebagaiama berikut:
1. Puasa di Hari raya ‘Ied Fitri.
2. Puasa di Hari raya ‘Ied Adha.
3. Puasa pada Ayyam (Hari-hari) Tasyriq (11, 12 dan 13 bulan Dzulhijjah).
2. Puasa Makruh
Sedangkan waktu-waktu yang dimakruhkan untuk berpuasa di antaranya adalah:
1. Puasa khusus hari Jum’at.
2. Puasa khusus hari Ahad.
3. Puasa khusus hari Sabtu.
4. Puasa khusus hari Nairuz, Mahrajan dan hari raya agama lainnya.
5. Puasa Dahr.
6. Puasa Wishol.
Silahkan baca juga artikel kajian islam tentang puasa berikut :
- Pengertian Puasa dan Puasa Ramadhan
- Sejarah Pensyariatan Puasa
- Keutamaan Ibadah Puasa
- Jenis-jenis Puasa
- Keistimewaan Bulan Ramadhan
- Hukum Puasa Bulan Sya'ban
- Jika Masih Ada Hutang Qodho’ dan Fidyah Ramadhan
- Hukum Puasa Ramadhan
- Syarat Wajib Puasa Ramadhan : Islam
- Syarat Wajib Puasa Ramadhan : Berakal
- Syarat Wajib Puasa Ramadhan : Berumur Baligh
- Syarat Wajib Puasa Ramadhan : Sehat
- Syarat Wajib Puasa Ramadhan : Mampu
- Syarat Wajib Puasa Ramadhan : Muqim Bukan Musafir
- Syarat Wajib Puasa Ramadhan : Suci Dari Haid atau Nifas
- Syarat Sah Puasa Ramadhan : Beragama Islam
- Syarat Sah Puasa Ramadhan : Berakal
- Syarat Sah Puasa Ramadhan : Suci Dari Haid atau Nifas
- Syarat Sah Ibadah Puasa : Pada Hari Yang Tidak Diharamkan
- Rukun Puasa Ramadhan : Niat
- Rukun Puasa Ramadhan : Imsak
- Imsak Yang Bukan Puasa
Sumber FB Ustadz : Isnan Ansory MA
26 Maret 2021·