Syarat Sah Puasa Ramadhan : Suci Dari Haid atau Nifas

Syarat Sah Puasa Ramadhan : Suci Dari Haid Atau Nifas - Kajian Islam Tarakan

18. Syarat Sah Puasa Ramadhan: Suci Dari Haid atau Nifas

3 Hari Menjelang Ramadhan 1442 H

27 Sya’ban 1442 H – 10 April 2021

Maksud dari syarat sah adalah syarat-syarat yang membuat ibadah puasa menjadi sah dan menjadi salah satu sebab gugurnya kewajiban puasa Ramadhan, di samping sebab rukun. Di mana, jika salah satu syarat sah tidak ada, maka ibadah puasa menjadi tidak sah pula. 

Atas dasar ini, secara fungsi, antara syarat sah dan rukun puasa tidaklah berbeda. Karena keduanya menjadi sebab sahnya pelaksanaan ibadah puasa. Namun yang berbeda adalah bahwa syarat sah bukanlah bagian dari ritual ibadah puasa, sedangkan rukun termasuk bagian dari ritual ibadah puasa.

Para ulama sepakat bahwa suci dari haid atau nifas, selain menjadi syarat wajib atau syarat ada’, juga sekaligus menjadi syarat sah dalam berpuasa. Artinya, seorang wanita yang mendapat haid dan nifas, bila tetap berpuasa, maka puasanya tidaklah sah dan tidak diterima di sisi Allah - ta’ala -.

Bahkan kalau dirinya tahu bahwa sedang mengalami haid atau nifas, tetapi nekat ingin mengerjakan puasa juga, maka hukumnya justru menjadi haram. Dan para ulama sepakat bahwa seorang wanita yang mendapatkan nifas, terikat dengan hukum yang berlaku pada wanita yang haid.

Imam an-Nawawi (w. 676 H) berkata dalam kitabnya, al-Majmu’ Syarah al-Muhazzab:(1) 

لَا يَصِحُّ صَوْمُ الْحَائِضِ وَالنُّفَسَاءِ وَلَا يَجِبُ عَلَيْهِمَا وَيَحْرُمُ عَلَيْهِمَا وَيَجِبُ قَضَاؤُهُ وَهَذَا كُلُّهُ مُجْمَعٌ عَلَيْهِ.

Para ulama sepakat bahwa wanita yang mendapatkan haid dan nifas, tidak wajib melakukan puasa, bahkan hukumnya haram atas mereka. Dan juga wajib diqodho’.

Namun dianjurkan atas wanita haid atau nifas yang sudah dalam kondisi suci di siang hari, untuk melakukan imsak atau menyerupai orang yang sedang berpuasa Ramadhan. Meskipun puasa pada hari itu tetap wajib diqodho’.

Imam an-Nawawi (w. 676 H) berkata dalam kitabnya, al-Majmu’ Syarah al-Muhazzab:(2) 

إذَا طَهُرَتْ فِي أَثْنَاءِ النَّهَارِ يُسْتَحَبُّ لَهَا إمْسَاكُ بَقِيَّتِهِ وَلَا يَلْزَمُهَا.

Jika mendapati kondisi suci di tengah siang, maka dianjurkan atasnya melakukan imsak di sisa hari yang ada, namun tidak sampai wajib. 

------------------

(1) Yahya bin Syaraf an-Nawawi, al-Majmu’ Syarah al-Muhazzab, hlm. 6/257.

(2) Yahya bin Syaraf an-Nawawi, al-Majmu’ Syarah al-Muhazzab, hlm. 6/257.

Silahkan baca juga artikel kajian islam tentang puasa berikut :

  1. Pengertian Puasa dan Puasa Ramadhan
  2. Sejarah Pensyariatan Puasa
  3. Keutamaan Ibadah Puasa
  4. Jenis-jenis Puasa
  5. Keistimewaan Bulan Ramadhan
  6. Hukum Puasa Bulan Sya'ban
  7. Jika Masih Ada Hutang Qodho’ dan Fidyah Ramadhan
  8. Hukum Puasa Ramadhan
  9. Syarat Wajib Puasa Ramadhan : Islam
  10. Syarat Wajib Puasa Ramadhan : Berakal
  11. Syarat Wajib Puasa Ramadhan : Berumur Baligh
  12. Syarat Wajib Puasa Ramadhan : Sehat
  13. Syarat Wajib Puasa Ramadhan : Mampu
  14. Syarat Wajib Puasa Ramadhan : Muqim Bukan Musafir
  15. Syarat Wajib Puasa Ramadhan : Suci Dari Haid atau Nifas
  16. Syarat Sah Puasa Ramadhan : Beragama Islam
  17. Syarat Sah Puasa Ramadhan : Berakal
  18. Syarat Sah Puasa Ramadhan : Suci Dari Haid atau Nifas
  19. Syarat Sah Ibadah Puasa : Pada Hari Yang Tidak Diharamkan
  20. Rukun Puasa Ramadhan : Niat
  21. Rukun Puasa Ramadhan : Imsak
  22. Imsak Yang Bukan Puasa

Sumber FB : Ustadz Isnan Ansory MA

9 April 2021 pada 22.04  · 

©Terima kasih telah membaca Blog Ardiz Borneo dengan judul "Syarat Sah Puasa Ramadhan : Suci Dari Haid atau Nifas". Semoga betah di Blog Ardiz Borneo®

Artikel Terkait