Hari ini ribuan pasang mata masyarakat Swedia dan warga internasional di negeri Skandinavia itu menyaksikan sesuatu yang berbeda, yakni warna-warni indah batik Indonesia di tengah cuaca yang mulai muram di musim gugur.
Di mana-mana ada batik. Dari kota Luleå di utara, Lund di ujung Selatan, Göteborg di barat, sampai ibukota Stockholm di pantai timur. Selain itu juga di kota-kota lainnya tempat mahasiswa Indonesia belajar, antara lain Dalarna, Gävle, Örebro, Karlstad, Norrköping, Linköping, dan Umeå.
Aksi ini diinisiasi oleh Ketua Umum PPI Swedia Dedy Sushandoyo, menyusul seruan presiden agar bangsa Indonesia memakai busana batik pada hari ini, setelah Unesco menetapkan bahwa batik sebagai warisan dunia.
"Ketua PPI mengeluarkan seruan melalui email agar teman-teman mengenakan batik dan menyosialisaikan batik kepada mahasiswa internasional lainnya di kampus masing-masing," tutur Juliana Harsianti, mahasiswa pascasarjana bidang Global Journalism, Örebro University, kepada detikcom sore ini waktu Eropa Tengah.
Seruan ini segera bersambut. Bahkan ada yang mengemasnya dengan menonjolkan keunikan daerah dan tema masing-masing. Mahasiswa Indonesia di Luleå University of Technology mengambil tema 'Berbatik di Kutub Utara'. Sementara di Stockholm diangkat tema 'Mendobrak pola pikir bahwa batik hanya untuk acara formal dan resmi.'
Mahasiswa Indonesia di Linköping University tidak kalah heboh. Mereka dengan antusias berangkat ke kampus pagi hari dengan mengenakan batik, sekalipun saat itu udara di luar menunjukkan angka sekitar 2° Celsius.
Menurut Juliana, aksi ini sukses karena mahasiswa Indonesia di Swedia hampir semuanya membawa batik sebagai salah satu bawaan wajib, selain tentu saja perlengkapan musim dingin. Beberapa dari mereka bahkan pernah memakai batik ketika kuliah atau presentasi di depan mahasiswa lain yang berasal dari berbagai negara.
"Banyak pujian mahasiswa dari negara lain, karena warna dan motif batik yang unik. Semoga ini menjadi langkah awal agar batik makin mendunia," demikian Juliana. (es/es)
Sumber : detikNews (2 Oktober 2009)
#Indonesia