Yang pasti, lagu ini menceritakan kisah seorang gadis yang ditinggal pergi kekasihnya. Pada 2008, popularitas lagu ini meningkat tajam seiring dengan kontroversi yang menyertai dan misteri di balik lagu tersebut.
Kini, pecinta film tanah air bisa melihat lebih jelas gambaran kisah tersebut. Melalui peran apik para aktor-aktor muda seperti Karina Nadila, Guntur Triyoga, Leylarey Lesesne, Rendy K Jarnet, film berjudul 'Gaby dan Lagunya' ini akan menyuguhkan nuansa berbeda dari sekadar mendengarkan alunan musik sendu ala ''Tinggal Kenangan''.
Cerita film yang disutradarai oleh Nayato Fio Nuala, dimulai dari perkenalan seorang gadis polos dan baik hati Gaby (Karina Nadila) dengan Popo (Guntur Triyoga), seorang anak band yang cukup tampan dan juga ramah. Sejak awal perkenalan itu, Gaby sudah menyimpan rasa pada pemuda ramah ini. Hari-hari berikutnya dilalui Gaby dengan perasaan jatuh cinta.
Seiring berjalannya waktu, karena kebersamaan yang semakin erat antara Gaby dan Popo, mereka akhirnya menjalin hubungan spesial.
Popo sendiri sebelum dengan Gaby, pernah berpacaran dengan Gita (Leylarey Lesesne), rekan dalam kelompok band-nya. Mereka berpisah karena sesuatu hal. Sejak Popo dan Gaby resmi berpacaran, Gita merasa sangat cemburu dan frustasi. Melihat mantannya menderita, Popo tidak bisa diam. Ia sering dengan sabar mendengarkan keluh kesah Gita. Sikapnya ini justru membuat hubungannya dengan Gaby menjadi renggang.
Namun, Gaby berusaha bersikap dewasa, ia memberi kesempatan bagi Popo untuk menuntaskan persoalan dengan mantan kekasihnya itu, sebelum benar-benar mencintai dirinya. Sikap ini membuat Popo semakin yakin bahwa Gaby adalah gadis terbaik untuknya.
''Film ini menyuguhkan sesuatu yang berbeda. Bagaimana tokoh Popo ditampilkan sebagai seorang pria yang tegar dan harus mengerti keadaan setiap orang. Namun, di balik itu tidak ada orang yang sadar bahwa Popo adalah sosok yang memiliki banyak beban hidup,'' tutur Irfan, salah satu penonton yang memuji sosok Popo.
Lika-liku kehidupan asmara anak muda yang dibumbui konflik sosial para pelakunya, sangat kental dalam film ini. Sampai pada suatu saat, Popo dan Gaby harus menghadapi kenyataan pahit.
Mereka harus berpisah karena takdir, Popo mengalami kecelakaan dan tewas. Perasaan terpukul dan kehilangan yang besar membuat Gaby limbung dan memilih untuk menyusul kekasihnya itu.
Dari segi alur cerita, film ini layak diberikan apresiasi. Ia mengangkat cerita yang konsisten, tidak sekadar ingin menyenangkan para penontonnya. Akhir kisah yang sedih justru membuat film ini berkesan. Seusai melihat, penonton seakan turut masuk dalam perasaan sendu kisah Gaby dan Popo.
Penasaran ingin melihat kisah mereka lebih dalam, dan ingin membuktikan nuansa yang berbeda setelah menontonnya. Saksikan penayangannya di bioskop mulai 4 November 2010. (art)
Sumber: showbiz.vivanews (3 November 2010) Borneo
#Movie