Menjawab Keraguan Sosok Imam Al-Ghazali Di Bidang Hadis
Sebenarnya acara semalam adalah bedah buku saya "Mengkaji Ulang Tuduhan Hadis-hadis Palsu Kitab Ihya'", namun pembicaraan kami seolah mengarah kepada 'reuni fans club' sejak disebut oleh moderator dengan istilah "Ghazalian" atau pecinta Imam Al-Ghazali, Tasawuf otomatis bagian di dalamnya.
Kalau sudut pandang saya sudah saya uraikan di buku saya. Tidak ada tambahan dari saya.
Menarik untuk disimak adalah pemaparan Ustadzuna Syekh Dr. Luqmanul Hakim (دكتور لقمان الحكيم الأزهري ), pakar ilmu hadis lulusan S3 Al-Azhar, Mesir. Beliau menjawab beberapa keraguan tentang sosok keahlian Imam Al-Ghazali:
1. Imam Al-Ghazali adalah Muharrir Al-Mazhab Syafi'i, sosok ulama yang menjadi bagian penyelia Mazhab Syafi'i. Terbukti dengan 4 karyanya Al-Wajiz, Al-Wasith dan Al-Basith yang didalamnya tentu memuat dalil-dalil hukum Islam, dan hadis adalah sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an.
2. Bagi mereka yang pernah membaca karya Imam Al-Ghazali berupa Al-Mankhul, Mustashfa dan Tahdzib Ushul tentu akan sadar diri akan kemampuan dan kepakaran Imam Al-Ghazali di bidang hadis.
3. Ulama yang mengkritik Imam Al-Ghazali, yakni Al-Hafidz Ibnu Jauzi -yang menjadi obyek kajian di buku saya- juga tidak lepas dari kritikan balik kepada beliau. Dr. Luqman dengan hafal meredaksikan tulisan Ibnu Al-Atsir Al-Jazari (w. 630 H) sebagai berikut:
ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ اﻟﻐﺰاﻟﻲ، اﻟﻮاﻋﻆ، ﻭﻫﻮ ﺃﺧﻮ اﻹﻣﺎﻡ ﺃﺑﻲ ﺣﺎﻣﺪ ﻣﺤﻤﺪ، ﻭﻗﺪ ﺫﻣﻪ ﺃﺑﻮ اﻟﻔﺮﺝ ﺑﻦ اﻟﺠﻮﺯﻱ ﺑﺄﺷﻴﺎء ﻛﺜﻴﺮﺓ ﻣﻨﻬﺎ: ﺭﻭاﻳﺘﻪ ﻓﻲ ﻭﻋﻈﻪ اﻷﺣﺎﺩﻳﺚ اﻟﺘﻲ ﻟﻴﺴﺖ ﺑﺼﺤﻴﺤﺔ، ﻭاﻟﻌﺠﺐ ﺃﻧﻪ ﻳﻘﺪﺡ ﻓﻴﻪ ﺑﻬﺬا، ﻭﺗﺼﺎﻧﻴﻔﻪ ﻫﻮ ﻭﻭﻋﻈﻪ ﻣﺤﺸﻮ ﺑﻪ، ﻣﻤﻠﻮءﺓ ﻣﻨﻪ، ﻧﺴﺄﻝ اﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﻌﻴﺬﻧﺎ ﻣﻦ اﻟﻮﻗﻴﻌﺔ ﻓﻲ اﻟﻨﺎﺱ
Ahmad Al-Ghazali, tukang ceramah, saudara kandung Muhammad Al-Ghazali. Dia dicela oleh Ibnu Jauzi dengan banyak hal, diantaranya riwayat hadis dalam ceramahnya yang menyampaikan hadis tidak sahih. Anehnya Ibnu Jauzi mencela Ahmad Al-Ghazali dengan hadis lemah padahal kitabnya dan ceramahnya juga dipenuhi dengan hadis-hadis yang tidak sahih. Semoga Allah melindungi kita dengan kejadian ini (Al-Kamil fi Tarikh, 4/479)
Saya bersyukur, meski baru mengenal beberapa hari dengan Dr. Muhammad Ardiansyah Ian Kusnadi yang juga menulis buku "Otoritas Imam Al-Ghazali Dalam Ilmu Hadis", saya meminta agar berkenan gabung dalam meeting zoom ini.
Buku beliau telah sampai kepada saya beberapa hari yang lalu. Ketakjuban saya tidak kunjung sirna karena beliau menjawab lebih banyak dari isi buku saya. Kalau buku saya lebih konsen pada 30 hadis yang dituduh palsu dan berhasil dikaji ulang oleh para ahli hadis, ternyata di buku Dr. Ardiansyah ini mengungkap lebih banyak misteri hadis yang sering dijumpai dengan kata "Hadis ini tidak ada sanadnya".
Di bagian akhir buku tersebut beliau rangkum 3 Takhrij yang dilakukan oleh Imam As-Subki, Al-Hafidz Al-Iraqi dan Syekh Al-Murtadha Az-Zabidi, pengarang Syarah Ihya' bernama Ithaf Sadat Al-Muttaqin. Ketika Imam As-Subki dan Al-Iraqi mencatat "Tidak ada sanadnya" ternyata diuraikan oleh Syekh Al-Murtadha Az-Zabidi dengan lebih detail.
2 setengah jam lebih tak terasa berlalu dengan peserta penuh, masih ditambah dengan tanya jawab. Saya hanya mampu menghaturkan Jazakumullah Khoiron katsiron.
Sumber FB Ustadz : Ma'ruf Khozin
Kajian Islam · 6 April 2021·