Antara Targhib, Taghrib, TarHib dan Tarhib
Tiap menjelang Ramadhan, kita biasa mengadakan acara tarhib Ramadhan. Kalau nggak berupa kajian, bisa juga dalam bentuk pelatihan, seperti yang dilaksanakan Rumah Fiqih Indonesia dalam flyer.
Ngapain sih tarhib itu?
Intinya menyambut dan mempersiapkan diri dalam rangka menyambut Ramadhan.
Lucunya, kadang orang suka ngasal ketika menyebut istilah tarhib, kadang malah terbolak-balik. Jadi lucu-lucuan gitu.
1. Tarhib
Yang benar itu adalah tarhib, pakai ha' kecil (ترحيب). Dari kata rahhaba - yurahhibu - tarhiban (رحب يرحب ترحيبا).
Kita kenal istilah marhaban yang maknanya selamat datang. Jadi tarhib Ramadhan itu kita menyambut Ramadhan. Selamat datang Ramadhan, kami menyambut Anda.
Namanya menyambut, tentu semua sudah disiapkan, khususnya waktu dan kesempatan. Bukan cuma dicuekin dan dianggurin doang.
2. TarHib
Tapi saya sering dengar orang keliru melafalkan, dia pakai huruf HA besar (ترهيب). Nah salah pelafalan itu bikin artinya jadi lain.
Kalau dikaitkan dengan rahib (رهب), jadi merahibkan diri, alias menjadikan diri seperti Rahib di dalam Ramadhan. Bagus juga sih artinya tapi bukan itu maksudnya.
3. Targhib
Tapi ada juga yang salah menuliskan pada spanduk menjadi targhib (ترغيب) Ramadhan. Nah berubah lagi jadi jadi fatal yaitu : membenci. Coba baca ayat berikut:
ومن يرغب عن ملة إبرهيم
Dan orang yang membenci Millah Ibrahim . . .
4. Taghrib
Yang lain lagi salah sebutenjadi Taghrib (تغريب). Maknanya jelas berubah. Dari kata Gharib yang artinya asing atau aneh. Jadi taghrib itu artinya mengasingkan.
Seperti pezina ghairu muhshan dicambuk 100 kali dan 'diasingkan' selama setahun.
Masak sih kita mengasingkan Ramadhan? Salah apa dia smapai kudu diasingkan?
So hati-hati melafalkan atau menuliskan istilah tarhib Ramadhan. Bisa lari kemana-mana maknanya.
Men sana in corpore sano. Maksudnya kesini tapi jadinya kesono.
Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat
Kajian Islam · 9 April pada 12.23 ·