Panjangnya bahkan sampai 292 centimeter. Bisa dibayangkan betapa besarnya bedug tersebut. Jika Anda melintasi jalur selatan di kala mudik, tak ada salahnya Anda mampir ke Masjid Agung Kauman Purworejo untuk menunaikan shalat sekaligus melihat bedug raksasa itu. Beberapa wisatawan tak segan-segan mampir demi berfoto bersama Bedug Pendowo. Bedug ini dibuat pada tahun 1834 di kala pemerintahan Bupati Tumenggung Cokronegoro I.
"Yah, banyak juga yang menganggap ini keramat. Tapi wisatawan banyak yang datang untuk lihat Bedug Pendowo. Banyak yang dari luar kota dan juga yang non-Muslim," kata salah satu penjaga di Masjid Agung Kauman Purworejo. Kayu-kayu jati tampak kokoh seakan tak kenal dimakan usia. Kayu jati dari Desa Bragolan, Kecamatan Purwodadi digunakan sebagai bahan pembuatan bedug.
Kayu jati yang dipakai disebut-sebut bercabang lima. Usianya sudah tentu telah sangat tua mencapai ratusan tahun. Pohon jati bercabang lima inilah yang disebut sebagai Pendowo. Sementara itu kulit bedug terbuat dari kulit banteng. Namun karena sempat rusak, akhirnya diganti dengan kulit sapi. Bedug ini memerlukan paku sebanyak 120 buah untuk di bagian depan dan 98 buah untuk di bagian belakang.
Setiap harinya, terdengar dentuman bedug raksasa nan syahdu yang mengingatkan setiap umat untuk menunaikan shalat. Pada hari raya keagamaan Bedug Pendowo pun dibunyikan. Kini, replika dari bedug besar itu bisa juga Anda temui di Taman Mini Indonesia Indah.
Sumber : travel.kompas.com (18 Juli 2011)
#Indonesia