Mereka yang lebih sering bangkit dari tempat duduknya, sekitar 1.258 kali bangkit dari duduk dalam seminggu, memiliki ukuran celana dua kali lebih kecil dibanding mereka yang lebih banyak duduk, yakni sekitar 99 kali jeda duduk pada periode yang sama.
"Ukuran pinggang yang lebih kecil berarti lebih sedikit tumpukan lemak perut dan ini indikasi yang bagus untuk jantung," kata Genevieve Healy, peneliti dari Australia yang melakukan studi kesehatan populasi.
Ia menjelaskan, ketika kita berdiri otot besar di bagian kaki dan belakang secara berurutan akan berkontraksi untuk menjaga postur. Namun ketika duduk atau berbaring, kelompok otot itu menjadi tidak aktif.
"Sejenak bangkit dari duduk, sekitar 1-2 menit, sudah cukup untuk membuat otot-otot besar ini berkontraksi," kata peneliti yang studinya dipublikasikan dalam jurnal European Heart Journal ini.
Dalam risetnya, Healy dan timnya meneliti 4.757 orang berusia 20 tahun ke atas yang berpartisipasi dalam U.S National Health and Nutrition Examination Survey. Seluruh partisipan memakai alat accelerometer di pinggul kanan selama 7 hari ketika mereka terjaga.
Alat accelerometer ini akan mengukur jumlah dan intensitas aktivitas fisik yang dilakukan partisipan setiap menitnya. Ketika level aktivitas sangat rendah, para peneliti menduga partisipan sedang banyak duduk.
Rata-rata para partisipan duduk sekitar 1,8 jam sampai 21,2 jam sehari. Sementara itu jumlah waktu yang dipakai untuk bangkit dari duduk sekitar 4,12 menit.
Para peneliti menemukan bahwa mereka yang banyak menghabiskan waktunya untuk duduk namun banyak melakukan jeda dan bangkit dari duduknya memiliki ukuran pinggang yang lebih ramping. Selain itu kadar C-reactive protein (indikator inflamasi dalam tubuh) lebih rendah.
Sumber : health.kompas (13 Januari 2011)
#Kesehatan