Kojiro Shiojiri dalam siaran persnya mengemukakan kekagumannya atas keragaman budaya yang dinilainya sebagai aset besar nasional Indonesia.
"Kami ingin belajar dari bangsa Indonesia tentang keragaman dan kemajemukan budaya," kata Kojiro Shiojiri di sela-sela buka puasa bersama dan ramah tamah dengan pimpinan ormas besar Islam, pesantren terkemuka serta intelektual Muslim di rumah dinas Dubes Jepang di Kebayoran Baru, Jakarta.
Dubes Jepang Kojiro Shiojiri mengatakan, kegiatan buka puasa bersama serta ramah tamah dengan pemuka Islam tersebut digagas sebagai ekspresi dan apresiasi bangsa Jepang terhadap keragaman budaya Indonesia. Terutama kebudayaan Islam Nusantara yang dinilainya unik dan heterogen.
"Buka puasa bersama menjadi kegiatan tahunan Kedubes Jepang. Kami berharap kegiatan ini menjadi jembatan komunikasi dengan umat Islam Indonesia," paparnya.
Kojiro Shiojiri menegaskan, Kedubes Jepang memiliki program prioritas pengembangan kerjasama dengan umat Islam Indonesia yang notabene sebagai yang terbesar di dunia.
Salah satu program tersebut berupa kunjungan ke berbagai pesantren yang tersebar di penjuru Indonesia.
"Salah satu program yang kami kembangkan adalah mengunjungi pesantren. Kami ingin melihat dari dekat kehidupan di pesantren, karena merupakan salah satu aset besar budaya Indonesia," terangnya.
Selain melakukan kunjungan ke pesantren, sejak 2003 Jepang aktif mengundang kiai-kiai dari sejumlah pesantren di Indonesia berkunjung dan belajar dari negeri "Sakura" tersebut.
"Sejak 2003, setiap tahun kami selalu mengundang kiai pesantren berkunjung langsung ke Jepang," ujarnya.
Kojiro Shiojiri mengatakan pihaknya berkomitmen untuk terus membina hubungan dan kerjasama yang lebih baik lagi dengan komunitas pesantren ke depan sebagai upaya mengembangkan kemitraan strategis dengan Indonesia.
Kegiatan buka puasa bersama dan ramah tamah yang diselenggarakan Dubes Jepang Kojiro Shiojiri dihadiri pemuka Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan pimpinan pesantren terkemuka.
Sejumlah intelektual Muslim yaitu Prof Azumardui Azra, Tuty Alawiyah serta Prof Komaruddin Hidayat juga tampak di tengah acara yang rutin setiap tahun tersebut. (kompas.com)
Sumber: TribunKaltim (2 September 2010) Borneo
#Indonesia