UNIVERSITAS Borneo Tarakan (UBT) memiliki enam fakultas dan dua diploma. Satu di antaranya, Diploma III Keperawatan. Gedung perkuliahan Diploma III (D-III) Keperawatan berbeda dengan fakultas lainnya. Pasalnya gedung perkuliahan terpisah dengan gedung lainnya yang berada di Pantai Amal Lama. Sedangkan gedung perkuliahan D-III Keperawatan ini berada persis di depan Rumah Sakit Umum (RSUD) Tarakan.
PAGI itu tampak ratusan mahasiswa dan mahasiswi D-III Keperawatan dengan mengenakan seragam kuliah sedang mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS). Di dalam ruangan kelas tersebut, mereka terlihat sibuk mengerjakan lembaran jawaban soal, dijaga dua orang pengawas.
Tak berapa lama kemudian, bel berbunyi panjang sebagai tanda UTS telah berakhir. Satu persatu mahasiswa dan mahasiswi pun tersebut keluar dari ruangan kelas masing-masing. Di luar, sebagian dari mereka asyik bercerita, ada pula yang membuka-buka kembali buku materi perkuliahan.
Gedung perkuliahan D-III Keperawatan yang memiliki tiga lantai ini mempunyai tujuh ruangan kelas. Setiap ruangan kelas memiliki kapasitas yang berbeda-beda. Ada satu ruangan kelas yang isinya 60 orang ada pula ruangan kelas yang hanya 31 orang. Setiap ruangan dilengkapi AC dan proyektor sebagai penunjang perkuliahan mahasiswa dan mahasiswi agar lebih nyaman mendapatkan materi perkuliahan yang diberikan dosen.
Sebagai penunjang proses perkuliahan D-III Keperawatan, dilengkapi berbagai sarana dan prasarana mulai dari memiliki enam laboratorium, perpustakaan yang dilengkapi dengan 3.000 buku dengan 1.035 judul buku tentang kesehatan, mushala hingga aula.
Menurut Wakil Direktur I Bidang Akademik dan Kemahasiswan Dewi Hariyanti, dalam memberikan materi perkuliahan kepada mahasiswa dan mahasiswi pihaknya tidak hanya memberikan teori dan praktik saja, melainkan pemberian materi etika.
"Materi etika di sini, kami mengajarkan bagaimana mahasiwa dan mahasiswi Keperawatan ini menjaga sikapnya dalam berkomunikasi. Mulai dari cara bicara, sikap yang memberikan perkataan yang jujur hingga memberikan senyuman. Sebab di sini perawat sebagai pelayanan masyarakat, sehingga harus ramah dalam bertutur kata," ungkapnya.
Dengan adanya materi perkuliahan etika ini, kata Dewi, pihaknya pun memberikan penilaian etika yang cukup besar yaitu sebesar 35 persen. "Untuk materi etika ini, masing-masing dosen dapat menilai etika mahasiswa dan mahasiwi saat berada di dalam ruangan kelas," katanya.
Tak hanya itu, D-III Keperawatan yang memiliki 336 mahasiswa dan mahasiswi serta 40 dosen dan staf ini juga memberikan penilaian keaktifan. Artinya apabila ada mahasiswa dan mahasiswi tersebut aktif dalam berdiskusi, bertanya kepada dosen hingga mengikuti kegiatan di kampus akan mendapatkan penilaian tersendiri.
Dengan sistem pembelajaran perkuliahan mulai dari mempelajari teori, praktik hingga etika, tidak heran apabila lulusan D-III Keperawatan ini selalu diterima bekerja di seluruh rumah sakit di wilayah utara, mulai dari Tarakan, Malinau, Bulungan, Nunukan hingga luar Tarakan, seperti Bali dan Lombok. Bahkan alumni dari Keperawatan ini pun dibekali sertifikat Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) dari pelatihan gawat darurat 118. (junisah)
Sumber : Tribun Kaltim (25 Maret 2010) Borneo
#Tarakan