Satelit nano ini dijadwalkan bisa diluncurkan pada tahun 2012 nanti. Saat ini sudah dilakukan pembicaraan intensif antara pihak terkait dengan perguruan tinggi.
Perguruan tinggi yang ikut serta dalam proyek prestisius itu antara lain Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Selain itu juga terlibat Departemen Komunikasi dan Informatika, Departemen Riset dan Teknologi, Departemen Perikanan dan Kelutan serta Lembaga Antariksa Nasional.
"Ide ini mencuat dari dua mahasiswa yang belajar di Belanda," ucap Sekretaris Menkominfo, Son Kuswadi kepada wartawan di sela-sela Seminar Indonesian Nano Satelite Platform Initiative for Research and Education di ITS, Jalan Sukolilo, Surabaya, Senin (19/10/2009).
Dua mahasiswa yang mengusulkan ide meluncurkan satelit nano itu adalah Aryo Primaganti dan Dwi Hartanto. Keduanya menilai bahwa satelit dengan teknologi nano teknologi bisa dilakukan di Indonesia.
Son menjelaskan, nantinya pengerjaan satelit ini akan dilakukan secara bersamaan yang melibatkan mahasiswa dari perguruan tinggi tersebut. Sedangkan mengenai pembagian tugas pengerjaan satelit nano ini masih akan dibicarakan lagi.
Satelit nano ini adalah satelit dengan ukuran kecil dan memiliki fungsi dan kegunaan yang beragam. Satelit ini antara lain bisa untuk memantau perairan di Indonesia hingga untuk radio amatir.
Son memaparkan bahwa nano satelit ini memerlukan biaya yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan satelit komersial namun kegunaannya bisa dioptimalkan. Sehingga diharapkan satelit ini bisa direalisasikan.
Biaya satelit ini dari pemerintah namun mekanismenya juga masih dalam tahap pembicaraan. Rencana satelit ini sebenarnya bukan merupakan hal baru karena beberapa tahun lalu pernah ada rencana pembuatan satelit namun urung karena terbentur biaya yang tinggi.
"Rencana serupa juga pernah dilakukan namun gagal karena terbentur biaya yang tinggi," ungkapnya. (stv/ash)
Sumber : detikNet (19 Oktober 2009)
#Indonesia