Majlis Tarjih Muhammadiyah dan Metode Takwil

KITAB NGAKOID :

Majlis Tarjih Muhammadiyah dan Metode Takwil

By: Menachem Ali 

Airlangga University

Metode takwil dalam memahami ayat-ayat antropomorfisme dalam Quran telah ditetapkan dalam keputusan Majlis Tarjih Perserikatan Muhammadiyah. Ada 2 bukti kitab rujukan yang dapat dijadikan referensi.

Pertama, kitab "Ngilmu Tauhid"  yang dihimpun oleh S. Hadiwijata (Solo: Boekhandel Ab. Sitti Sjamsijah, 1929 M). Kitab ini ditulis dengan menggunakan bahasa Jawa dan beraksara Jawa. 

Menurut catatan pemerintah militer Jepang di Indonesia, yang disebut Gunseikanbu,  dan diterbitkan pada tahun 1944 M., ternyata S. Hadiwijata bukanlah orang sembarangan. R. Ng. Hadiwijata adalah orang penting di madrasah Mamba'oel Oeloem, sebuah institusi perguruan Muhammadiyah era pra-kemerdekaan, dan beliau juga seorang pengurus Muhammadiyah di kota Solo. S. Hadiwijata juga dipercaya untuk menjadi pimpinan di penerbitan resmi Muhammadiyah. Pada buku Gunseikanbu halaman 283, disebutkan penjelasan demikian:

Raden Ngabehi Hadiwijata, mantri goeroe madrasah Mamba'oel Oeloem, Solo ... - Perk.:  25842603 peng. Mohammadijah tjab. Solo dan djab. periksa; peng. Mohammadijah bag. Taman Poestaka. Lihat,  Gunseikanbu, "Orang Indonesia yang Terkemuka di Jawa" (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1986), hlm. 283. 

Kedua, "Kitab Ngakoid: Mirid saking Kitab Kina-kino kadosta Kitab Samargondi, Sanoesi lan Kapoetoesan Madjlis Tardjih" yang dihimpun oleh Djazoeeli bin Abdoel Masngoet (Mattaram: Persatoean, t.t). Kitab ini ditulis dengan menggunaka  bahasa Jawa dan beraksara Latin. 

Pada kitab Ngakoid ini, khususnya pada hlm. 7 disebutkan tentang aqidah kaum Perserikatan Muhammadiyah yang mengikuti aqidah Asy'ariyah yang menganut paham metode takwil. Pada bab "Adeging Iman" khusunya bab II, no. 4 teksnya berbunyi demikian: 

Allah ikoe Dzat ingkang djoemeneng pribadi (ora boetoeh marang arah 6 lan tanpa panggonan) = القائم بنفسه 

[Αllāh itu Dzat yang berdiri sendiri (tidak membutuhkan 6 arah dan tanpa bertempat) = القائم بنفسه].

Himpunan Putusan Majlis Tarjih  Muhammadiyah, cetakan ke-3, yang dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadijah tahun 1967 M., K.H.A. Badawi, pada teks كتاب الإيمان (Kitāb al-Īmān), hlm. 15 - 16 disebutkan penjelasan sbb. 

وشرط صحة الإعتقاد في ذلك أن لا يكون فيه شيء يمس التنزيه وعلوالمقام الإلهي عن مشابهه المخلوقين فإن ورد مايوهم ظاهره ذلك في المتواتر وجب الإعراض عنه بالتسليم لله في العلم بمعناه مع الإعتقاد بأن الظاهر غير المراد  أو بتأويل تقوم عليه القرائن المقبولة

"Adapun syarat yang benar tentang kepercayaan, dalam hal ini ialah jangan ada sesuatu yang mengurangi Keagungan dan Keluhuran TUHAN dengan mempersamakan-Nya dengan makhluk. Sehingga andaikata terdapat kalimat-kalimat yang kesan pertama mengarah kepada arti yang demikian, meskipun berdasarkan berita yang mutawatir (meyakinkan), maka wajiblah orang mengabaikan makna yang tersurat, dan menyerahkan fafsir arti yang sebenarnya kepada Allāh dengan kepercayaan bahwa yang terkesan pertama pada pikiran bukanlah yang dimaksudkan, atau dengan TAKWIL yang berdasarkan alasan-alasan yang dapat diterima.

Adanya penggunaan metode takwil dalam dokumen Keputusan Tarjih Muhammadiyah era pra-kemerdekaan hingga era pasca-kemerdekaan, maka aqidah Asy'ariyah diterima sebagai manhaj dalam aqidah yang shahīh. Hal ini sekaligus sebagai bukti adanya konsistensi aqidah kaum Muhammadiyah yang tidak menyelisihi manhaj aqidah Ahlus Sunnah (Aswaja). 

Sumber FB Ustadz : Menachem Ali

19 April 2021 

©Terima kasih telah membaca Blog Ardiz Borneo dengan judul "Majlis Tarjih Muhammadiyah dan Metode Takwil". Semoga betah di Blog Ardiz Borneo®

Artikel Terkait