[KOTA SERIBU PENGHAFAL AL-QUR'AN]
Masih tentang Tarim, sebuah kota yang kerap diikuti kata "seribu." Entah itu walinya, penghafal Al-Qur'an-nya ataupun kebaikannya.
Di Indonesia atau bahkan di dunia, menjadi penghafal Al-Qur'an itu adalah sebuah prestasi yang waw dan keren. Karena hanya sebagian kecil yang bisa demikian.
Tapi lain halnya di Tarim, menjadi penghafal Al-Qur'an bukanlah sebuah prestasi. Mungkin karena saking banyaknya penghafal Al-Qur'an disana, bahkan sebagian dari orang-orang Tarim itu tidak pernah menghafal Al-Qur'an tapi mereka hafal Qur'an. Karena disana Al-Qur'an itu benar-benar hidup.
Makanya tidak heran kalau di Tarim penghafal Qur'an itu keliatan biasa-biasa aja, sopir taksi, tukang kayu, tukang jual baju, sampai penjaga toko, dan lainnya banyak dari mereka adalah hafidz Qur'an.
Habib umar pernah menceritakan tentang seorang ummy (tidak bisa baca tulis) yang hafal Al-Qur'an. karena ia rajin hadir di Masjid Seggaf untuk mendengar hizb para penghafal Al-Qur'an.
Bagi ulama-ulama Tarim, Al-Qur'an seakan sudah mendarah daging dalam diri mereka. Untuk jumlah khataman Qur'an perharinya, ulama-ulama disana nyaris tak tertandingi.
Seperti Al-Imam Abdurrahman Assegaf yang bisa mengkhatamkan Qur'an sebanyak 8x dalam sehari.
Bahkan ada salah satu Habaib dari Wadi'Amd yang khatam Al-Qur'an 16x dalam sehari (8x siang & 8x malam).
MaasyaAllah...
Melihat angka-angka itu, rasanya diri ini sangat lalai dan berdosa. Begitu pelit, belasan tahun aku hidup tapi jumlah khataman ku belum sampai bilangan khatam mereka dalam sehari.
*Apa kabar wahai diri yang khatam hanya sekali dalam setahun? Itupun hanya di bulan Ramadhan 🙁
Masih yakin dengan amalan yang 0,0001% bisa mencapai surga?.
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ۞ ﺍﻟﻔَﺎﺗِﺢِ ﻟِﻤَﺎ ﺃُﻏْﻠِﻖَ ۞ ﻭَﺍﻟﺨَﺎﺗِﻢِ ﻟِﻤَﺎ ﺳَﺒَﻖَ ۞ ﻧَﺎﺻِﺮِ ﺍﻟﺤَﻖِّ ﺑِﺎﻟﺤَﻖِّ ۞ ﻭَﺍﻟﻬَﺎﺩِﻱ ﺇِﻟَﻰ ﺻِﺮَﺍﻃِﻚَ ﺍﻟﻤُﺴْﺘَﻘِﻴﻢِ ۞ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﺣَﻖَّ ﻗَﺪْﺭِﻩِ ﻭَﻣِﻘْﺪَﺍﺭِﻩِ ﺍﻟﻌَﻈِﻴﻢِ۞
Sumber FB : Fauzi Febrianto Chaniago bersama Willy Chaniago dan 12 lainnya
7 April 2021 pada 21.36 ·