Dengan Bahasa Kaumnya
Setiap nabi atau rasul pasti diutus dan diturunkan kitab suci dengan bahasa kaumnya.
Oleh karena itu umat Nabi Musa tidak butuh Taurat Terjemahan. Sebab seluruh isinya dengan mudah mereka pahami, karena Taurat turun dalam bahasa mereka, bahasa Ibrani.
Umat Nabi Isa sama juga. Mereka tidak butuh Injil terjemahan. Sebab seluruh isinya dengan mudah mereka pahami. Injil turun dalam bahasa mereka.
Bagaimana dengan umat Nabi Muhammad SAW?
Sama saja. Allah SAW turunkan Al-Quran dalam bahasa yang dipahami oleh Nabi Muhammad SAW dan umatnya, yaitu bahasa Arab.
Oh ya?
Kita kan umat Nabi SAW, tapi kita tidak bisa bahasa Arab. Soalnya kita bukan orang Arab. Gimana dong?
Gak apa-apa nggak bisa bahasa Arab juga. Insyaallah masih tetap dianggap sebagai umat Nabi Muhammad SAW juga kok. Tenang saja. Duduk manis saja disitu.
Nanti tinggal tanya kepada yang ngerti isi Al-Quran, apa maksud dari tiap ayat yang diturunkan.
Tanya ke siapa?
Ya kepada yang ngerti. Secara umum mereka adalah para ulama, mufassir, fuqaha dan Mujtahid.
Makanya jangan dibiasakan 'mengarang bebas' terkait ayat Qur'an. Rujuk lah para ulama, mufassir, fuqaha dan mujtahid.
Baca lah apa yang telah mereka tulis di kitab-kitab mereka.
Tapi . . .
Tapi apa?
Tapi kitab mereka ternyata ditulis dalam bahasa Arab juga.
Oh iya saya lupa.
NOTE
1. Tulisan ini didedikasikan untuk 1,3 milyar muslim di dunia yang tidak berbahasa Arab. Sebab bangsa yang berbahasa Arab di dunia ini kalau dikumpulkan cuma 300 juta.
Maksudnya agar kita semangat belajar bahasa Arab. Sebab ketika Allah SWT berbicara kepada kita umat akhir zaman, ternyata pakai Bahasa Arab.
Sebagai perbandingan, jumlah Yahudi sedunia kalau dilacak cuma 15-20 juta jiwa. Uniknya, semua bisa dan menguasai bahasa Ibrani. Soalnya Taurat mereka berbahasa Ibrani.
2. Tidak bisa bahasa Arab tidak dosa sih. Tapi minimal tidak mengangkat diri sebagai ulama. Masak ulama tidak mau menguasai bahasa yang Allah gunakan dalam berkomunikasi dengan kita?
Ke depan nampaknya perlu dibuka kelas khusus : Arabic for Ustadz. Biar bisa nguber lah.
3. Buat yang konsern di lembaga pendidikan Islam. Sudah waktunya menjamin semua siswa, santri dan lulusannya melek bahasa Arab.
Karena bahasa Arab itu kunci pertama. Masih ada sih kunci-kunci yang lain, tapi kunci pertama sangat penting. Makanya disebut ilmu alat. Jenisnya ada banyak, mulai dari ilmu Nahwu, Sharaf, Balaghah, Badi', Bayan, Ma'ani, Mantiq dan seterusnya.
Kalau pun nanti ada semacam tolok ukur kadar dan takaran keilmuan para ustadz, penceramah dan muballigh, salah satu bahan testnya di bidang ilmu-ilmu kayak gini.
Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat
19 April 2021