Bundling Tahfizh dan Tafsir
By. Ahmad Sarwat, Lc.MA
Program Tahfizh Al-Quran akan terasa jauh lebih mudah dilewati apabila dikombinasikan dengan kajian tafsir, yang berjalan beriringan.
Seingat saya waktu kuliah di LIPIA, untuk 4 tahun kuliah (8 semester) kita terkena kewajiban tahfizh Qur'an 8 juz. Jadi untuk satu semester cukup wajib hafal satu juz.
Di sisi lain, muqarar (silabus) mata kuliah Tafsir disesuaikan dengan tahfizh, yaitu 1 juz juga untuk satu semester.
Lulus LIPIA 8 semester (4 tahun), kita PERNAH hafal 8 juz dan PERNAH belajar tafsir 8 juz.
Tapi karena materi tafsir itu banyak, maka jumlah jam kuliah tafsir lebih banyak, yaitu 3 sesi (hissah) dalam seminggu, sedangkan tahfizh cukup satu sesi (hishshah) dalam seminggu.
Problem terbesar rumah tahfizh justru disitu. Mereka kesulitan mendapatkan guru yang ahli tafsir.
Selain itu problematika lainnya adalah kitabnya. Kalau pakai kitab tafsir asli turats seperti di LIPIA yaitu Tafsir Fathul Qadir, nampaknya para santrinya agak gelagapan.
Bukan hanya santri, gurunya pun agak ribet kalau harus menterjemahkan.
Solusinya kudu ada kitab tafsir berbahasa Indonesia yang disusun sebagai textbook mata pelajaran tafsir 30 juz untuk santri tahfizh dan tentunya anak sekolah.
Kitab tafsir yang disusun khusus untuk program pendidikan para santri tahfizh. Di dalamnya sudah disesuaikan dengan pembahasan makna per kata, Asbabun Nuzul, dan tentunya kajian hukum fiqihnya juga.
Satu lagi yang paling menentukan, buku pelajaran tafsir ini juga harus dilengkapi dengan soal-soal latihan, serta contoh-contoh ujian akhir per juz.
Tahfizh itu ada test evaluasinya, maka tafsirnya pun kudu ada test evaluasinya. Dan pada gilirannya, penguasaan dari sisi tafsir akan menguatkan penguasan dari sisi tahfizh dan sebaliknya.
Ini penting karena jangan sampai generasi Qurani yang kita banggakan itu hanya bisa hafal semata. Mereka harus paham tafsirnya juga.
So ini tantangan tersendiri bagaimana menyiapkan materi pelajaran ilmu tafsir buat para santri tahfizh.
Dan tentunya kudu menyiapkan kelas khusus para guru tahfizh agar mampu mengajar tafsir.
Rabbi Yassir wala tuassir, Rabbi tammim bil ghaib. Ya arhamar-rahimin.
Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat
Kajian Islam · 11 April 2021 pukul 07.57 ·