Al Ghaffar, Allah Yang Maha Pengampun
Manusia adalah makhluk lemah yang tiada pernah luput dari kesalahan dan dosa. Setiap hari dosa-dosa kita lakukan, baik dosa besar maupun dosa kecil. Namun, bukan besar kecilnya dosa yang perlu kita waspadai. Hal terpenting yang layak untuk kita waspadai adalah jikalau kita sampai meremehkan dosa.
Mari kita periksa hati kita, kita nilai diri kita sendiri dengan sejujur jujurnya. Hari ini sudah berapa kali kita berburuk sangka kepada orang lain! Sudah berapa kali kita membicarakan keburukan orang lain? Sudah berapa kali kita mencibir dan memandang rendah orang lain?
Atau, coba kita periksa juga diri kita hari ini. Sudah berapa kali kita merasa bangga dan hebat karena perbuatan kita (ujub)? Sudah berapa kali kita berbicara dengan tujuan didengar dan dipandang tinggi oleh orang lain (sum'ah)? Sudah berapa kali hati kita meremehkan nasihat karena kesombongan diri?
Kalau saja mau jujur, ada begitu banyak dosa yang kita lakukan, disengaja atau pun tidak, terang-terangan atau sembunyi-sembunyi, kecil ataupun besar. Nyaris tiada hari tanpa berbuat dosa. Maka, hati kita yang awalnya putih bersih, kini sudah berlumur noda hitam legam karena bekas dari dosa-dosa yang kita lakukan.
Seandainya saja setiap perbuatan dosa mengeluarkan bau busuk, tentu saja tidak ada orang yang sudi duduk di dekat kita. Anak kita tidak akan mau berada di pangkuan kita. Istri atau suami tidak akan mau lagi berada di dekat kita.
Akan tetapi, Allah Ta'ala masih berkenan menutupi semua dosa kita itu sehingga kita masih dihormati orang lain. Padahal, mereka menghormati bukan karena kebaikan kita, tapi karena mereka tidak mengetahui keburukan keburukan kita. Mengapa Allah tidak langsung membuka segala cela dan keburukan kita? Sebab, Dia adalah Al GhaffÄr, Dzat Yang Maha Pengampun.
Sumber : Buku Asmaul Husna Untuk Hidup Lebih Bermakna
Sumber FB Ustadz : KH. Abdullah Gymnastiar
Kajian · 18 Maret 2021 pada 21.00 ·