Pedoman Arah Bawah

Pedoman Arah Bawah - Kajian Islam Tarakan

PEDOMAN ARAH BAWAH

Sesuatu bisa disebut di bawah atau di arah bawah ketika ada medan gravitasi. Bila berada di arah yang sesuai arah tarikan gravitasi, maka disebut di bawah. Sebaliknya, bila ada di arah yang berlawanan dengan tarikan gravitasi, maka disebut di atas.

Dari situ kita tahu bahwa seorang astronot yang mengambang bebas di angkasa tidak punya atas bawah kecuali bila dikiaskan dengan kondisinya sewaktu di bumi. Saat astronot meletakkan barang di arah kepalanya, tidak bisa kita sebut bahwa barang itu ada di atasnya. Demikian juga ketika astronot meletakkan sesuatu di arah kakinya juga tidak bisa disebut di arah bawah sebab patokan atas bawahnya, yakni gravitasi, tidak ada. Semua nisbi tanpa gravitasi yang menjadi patokan arah bawah.

Bila anda masih bingung, coba letakkan sebuah buku di kaki meja, maka dalam posisi normal anda bisa berkata bahwa ada buku di bawah meja. Sekarang coba balik mejanya sehingga kakinya menghadap ke atap lalu letakkan buku yang tadi di lokasi yang sama, tentu anda takkan bisa berkata bahwa bukunya di bawah meja lagi sebab patokan bawah adalah gravitasi, bukan arah kaki mejanya. Sekarang bayangkan bila mejanya melayang bebas di ruang angkasa tanpa gravitasi, maka anda juga takkan bisa berkata bahwa bukunya di bawah meja meski anda lem di kaki mejanya. 

Dengan ini kita tahu kerancuan berpikir para mujassim sejak dulu. Mereka berkata bahwa Allah menciptakan makhluk di arah bawah-Nya sehingga Allah berada di posisi paling tinggi. Okelah kita turuti bilang Allah di tempat paling tinggi sesuai nalar jongkok mereka, lalu tempat paling rendah yang jadi patokan arah bawahnya apa? Kalau ada ketinggian lokasi yang qadim, maka pasti ada kerendahan lokasi yang qadim pula sehingga ada yang namanya arah atas bawah yang qadim. Dengan demikian ada lebih dari satu yang qadim, dan ini disepakati sesat. Bila mereka berkata bahwa arah bawahnya hadits, maka artinya arah atasnya juga hadits (punya awalan) dan itu sama artinya berkata bahwa sifat uluw Allah juga hadits sebab mereka mengaitkan sifat uluw dengan arah. Akhirnya mereka akan sampai pada kesimpulan bahwa Allah dulunya tidak uluw, bukan Allah Ta'ala, lalu berubah punya sifat 'uluw dan jadi Allah Ta'ala. Maha Suci Allah dari pikiran sesat itu. 

Ini adalah kerancuan kuno para mujassim. Mereka kerjaannya hanya membodohi orang yang memang tidak mampu berpikir. Korbannya adalah orang di SS ini. Bagaimana bisa dia bilang Allah di atas Arasy sebelum adanya sesuatu? Apa dia kira Arasy bukan sesuatu? Lalu apa patokan atas bawahnya sehingga dia bisa bilang "di atas dan di bawah"? Memangnya ada tarikan gravitasi atau patokan bawahnya?

Pedoman Arah Bawah - Kajian Islam Tarakan

Sumber FB : Abdul Wahab Ahmad

Kajian · 10 Maret 2021· 

©Terima kasih telah membaca Blog Ardiz Borneo dengan judul "Pedoman Arah Bawah". Semoga betah di Blog Ardiz Borneo®

Artikel Terkait