Menyepi di Gua Hira

Menyepi di Gua Hira - Kajian Islam Tarakan

Menyepi di Gua Hira

Apa yang sebenarnya Nabi SAW lakukan saat menerima wahyu di Gua Hira? Apakah itu merupakan reksreasi, cari inspirasi, atau sekedar hobi?

Ternyata berdiam di gua berhari-hari itu bagian dari ritual ibadah. 

Ibadah? Lha kan wahyu samawi belum turun? Ibadah macam apa itu?

Ternyata itulah bentuk ibadah yang pernah Allah SWT turunkan kepada umat terdahulu. Dalam istilah ilmu ushul fiqih disebut dengan syar'u man qablana (شرع من قبلنا).

Lalu umat terdahulu yang manakah yang dimaksud? 

Jawabnya adalah Nabi Ibrahim alaihissalam. Ritual-ritual ibadah yang asli dibawa oleh Nabi Ibrahim itu cukup banyak, di antaraanya berkhitan (sunat), juga hampir semua ritual dalam manasik haji seperti tawaf, sa'i, melontar jamarat, qurban dan salah satunya adalah bertahannuts (تحنث). 

Dasarnya adalah hadits dalam Shahih Bukhari berikut ini :

عن عائشة رضي الله عنها قالت: .... ثم حُبب إليه الخلاء، وكان يخلو بغار حراء فيتحنث فيه -وهو التعبد الليالي ذوات العدد-...

Dari Aisyah ra berkata,"Kemudian Beliau dibikin suka menyendiri dan menyepinya di Gua Hira dan bertahannuts, yaitu beribadah selama beberapa malam". 

Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitab Fathul Bari menjelaskan bahwa tahannuts itu asalnya dari tahannuf yaitu mengikuti ajaran Nabi Ibrahim. Dan kebiasaan mereka mengganti huruf fa' dengan huruf tsa'. 

Jadi Nabi Muhammad SAW bertahannuts di Gua Hira' itu ternyata lagi menjalankan bentuk peribadatan sebagaimana yang dulu diajarkan oleh kakek buyutnya. Bahkan sampai turun syariat khusus untuk Nabi Muhammad SAW, beberapa ritual dari Nabi Ibrahim masih diperintahkan untuk dijalankan.

فَاتَّبِعُوا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا

Maka ikutilah agama Ibrahim yang hanif (QS. Ali Imran : 95)

Sebagian kalangan mengatakan bahwa istilah hanif ini artinya lurus, bahkan di dalam Terjemahan Kemenag juga diterjemahkan menjadi : lurus. 

Dan memaknainya secara harfiyah sebagai lurus nampaknya sesuai dengan kenyataaan bahwa banyak ajaran Nabi Ibrahim yang diselewengkan, seperti penyembahan patung dan berhala, serta menyembelih qurban untuk patung-patung.

Tapi khusus tahannuts yaitu menginap di gua menyendiri berhari-hari nampaknya sudah tidak lagi disyariatkan. Kita tidak lagi menemukan kisah Nabi SAW bertahannuts di gua setelah turunnya wahyu pertama.

Kalau pun sekali lagi Nabi SAW masuk gua yaitu Gua Tsour, tidak ada kaitannya dengan ritua peribadatan, tadi dalam rangka sembunyi menyelematkan diri dari kejaran musyrikin Mekkah. 

Maka tidak ada lagi perintah untuk bertahannuts seperti dalam syariat Nabi Ibrahim dulu, karena sudah dinasakh alias dihapuskan.

Sumber FB : Ahmad Sarwat

31 Januari 2021 pada 13.49  

©Terima kasih telah membaca Blog Ardiz Borneo dengan judul "Menyepi di Gua Hira". Semoga betah di Blog Ardiz Borneo®

Artikel Terkait