LEWAT sebuah survei sederhana menggunakan Google-mesin pencari di dunia maya, kata kunci dive+Indonesia ternyata memunculkan angka 10,7 juta laman. Lebih tinggi dari dive+Egypt (terkenal dengan Laut Merahnya) yang 9,44 juta dan dive+Thailand yang 9,3 juta, walau masih kalah dari dive+Australia dengan dengan Great Barrier Reefnya yang menghasilkan 25,1 juta entry.
Dunia bawah air Indonesia telah memikat hati para penjelajah keindahan bawah laut di dunia. Sejumlah lokasi penyelaman kerap disebut sebagai favorit penyelaman kelas dunia. Sebutlah Raja Ampat-Papua Barat, Komodo-NTT, Kepulauan Bunaken, Selat Lembeh-Sulawesi Utara, Tulamben-Bali, dan Nusa Lembongan-Bali.
Itu belum termasuk seperti Wakatobi-Sulawesi Tenggara, Derawan-Kalimantan Timur, Alor-NTT, Ambon-Maluku yang juga kian populer seiring geliat industri pariwisata bahari. Olahraga selam yang dulu masih dianggap ekslusif, kini makin digemari dan mudah diakses dengan berkembangnya penyediaan peralatan selam, layanan wisata selam yang dikelola oleh operator selam, hingga ketersediaan tenaga pemandu selam.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mencatat potensi 56 lokasi penyelaman di Indonesia. Sebanyak 13 lokasi diantaranya telah dipromosikan seiring dengan kesiapan infrastruktur pendukung.
Indonesia boleh dikata sangat beruntung berada dalam posisi geografis yang menempatkannya pada pusat “Segitiga Terumbu Karang Dunia” ya itu wilayah dengan keaneka varietas karang dan biota laut yang paling banyak di dunia. (Lasti Kurnia)
Ubur-ubur "Martigias papua", Danau Kakaban, Perairan Berau, Kalimantan Timur dengan tentakel berwarna tembaga, telah kehilangan sengat karena tiadanya predator dalam proses evolusi selama 2 juta tahun. Ubur-ubur tanpa sengat ini di dunia selain terdapat di Indonesia juga terdapat di Republik Palau di Samudra Pasifik.
Kelompok nelayan tradisional yang menangkap ikan dengan tombak di Uma Rai, Pulau Pura, Alor, Nusa Tenggara Timur.
Sumber :Kompas Ekstra
Sumber : travel.kompas (5 April 2011)
#Indonesia