"Saving kita masih rendah, bukan semata-mata karena habbit saja tapi juga dari sisi si banknya sendiri," ujar Lucky di ruang kerjanya di Kantor BI Bandung Jalan Braga, Rabu (27/10/2010).
Potongan biaya administrasi yang dibebankan pada nasabah, menurut Lucky membuat masyarakat merasa rugi jika harus menabung di bank. "Misalnya kita punya uang Rp 100 ribu, kalau nabung di bank itu ada limit atau batas minimum. Kalau kita tidak menambah, akan berkurang terus. Bagi bank itu dana intsentif, tapi bagi masyarakat kan kerugian," katanya.
Lucky mengatakan, dirinya akan mencoba mendorong bank agar tidak membebankan fee administration pada nasabah tidak terlalu memberatkan. "Kalau sisa saldonya
Rp 50 ribu minimum, jangan dibebankan di situ, jadi sampai kapan pun orang itu tetap jadi nasabah," katanya.
Sebelumnya Gubernur BI darmin Nasution mengatakan, sekitar 60 persen penduduk Indonesia tidak akrab dengan perbankan. Untuk itu, edukasi dan sosialisasi seputar dunia perbankan harus terus disebarluaskan. (tya/ern)
Sumber: Bandung.Detik (27 Oktober 2010) Borneo
#Indonesia
#Kritik dan Saran