Dari beberapa titik yang terpantau, seperti pasar tradisonal, pusat-pusat perbelanjaan sembako tidak ramai didatangi pengunjung. Para penjual mengakui pelanggan yang biasa membeli barang tidak datang. Suasana lengang juga terlihat di gedung pendidikan di beberapa tempat di Kota Tarakan meski sekolah dinyatakan tidak ditutup. Namun, hampir seluruh sekolah yang beroperasi hari ini memilih mengunci pintu pagar saat berlangsung proses belajar mengajar.
Warga mengaku tidak berani keluar terlalu jauh. Sebab, hingga saat ini belum ada jaminan suasana menjadi kondusif dari aparat. Apalagi, warga asli masih lalu lalang dengan senjata tajam. Suasana kembali mulai memanas saat sekitar 500 warga kembali berkonsentrasi di Masjid Al-Muarif menuntut polisi segera menangkap pelaku pembunuhan warga suku asli. (M Sakir/DOR)
Sumber: MetroTV News (28 September 2010) Borneo
Polisi dari Empat Polres Dikerahkan ke Tarakan
Samarinda Polisi dari empat polres dikerahkan untuk membantu pengamanan Kota Tarakan, Kalimantan Timur, setelah peristiwa kerusuhan di kota itu. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kalimantan Timur Komisaris Besar Antonius Wisnu Sutirta menyatakan, pengerahan personel empat polres itu untuk mengantisipasi meluasnya kerusuhan.
"Sejak pagi tadi, personel empat polres terdekat dengan kekuatan sekitar 500 hingga 600 personel sudah dikerahkan ke Tarakan untuk membantu pengamanan di sana," kata Antonius Wisnu Sutirta. Polres yang anggotanya dikirim ke Tarakan itu adalah Polres Malinau, Berau, Bulungan, dan Polres Nunukan.
Secara umum, kata Sutirta, situasi keamanan di Kota Tarakan setelah bentrok warga yang menewaskan seorang tokoh masyarakat setempat itu masih terkendali. "Tadi malam sudah dilakukan pertemuan antara kedua kelompok yang bertikai yang difasilitasi pemerintah setempat dan juga dihadiri tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuka adat serta dari Polri dan TNI telah menemukan kata sepakat," ujar Sutirta.
Kesepakatan itu, kata Sutirta, menyebutkan bahwa kedua kelompok sepakat peristiwa itu merupakan tindak pidana penganiayaan yang menyebabkan orang lain meninggal dunia. Pada kesepakatan itu juga, kata Sutirta, kedua pihak menyerahkan masalah itu ke pihak kepolisian untuk mengusut dan menangkap para pelaku. "Kelompok yang bertikai itu juga sepakat akan memberikan pengertian kepada massanya untuk menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif di Tarakan," katanya.
Menurut dia, polisi masih memeriksa sembilan orang saksi untuk menyelidiki motif dan pelaku penganiayaan tersebut. Bentrok antarwarga itu dipicu tewasnya Abdullah (50), seorang tokoh masyarakat, di Perumahan Juwata Permai, Ahad lmalam. Pada Senin siang, warga yang marah kemudian membakar dua rumah yang diduga milik para pelaku pembunuhan tersebut.(Ant/DOR)
Sumber: MetroTV News (28 September 2010) Borneo
Kota Tarakan Kembali Tegang
Tarakan - Situasi Kota Tarakan, Riau, Selasa (28/9), kembali mencekam. Massa suku asli melakukan konvoi di jalan dengan menenteng berbagai senjata tajam. Sejumlah pohon di sepanjang taman jalan utama Kota Tarakan ditebas sebagai reaksi tuntutan warga suku asli agar polisi menangkap pelaku pembunuh warga.
Ketegangan memuncak saat konvoi massa hendak menuju lokasi tempat pembunuhan di Jalan Juata Teritik. Sebab, di tengah perjalanan mereka dihadang blokade barisan TNI Yonif 613 Raja Alam Tarakan. Ini dilakukan untuk menghindari bentrokan. Sebab, di lokasi tempat pembunuhan sedang dilakukan pembicaraan antara Ketua Adat Besar Tidung dengan pihak keluarga pelaku pembunuhan.
Jalan di depan Markas TNI 613 Raja Alam macet. Sebab, tak satupun warga diloloskan menembus blokade meski warga tersebut penduduk yang bermungkim di sekitar tempat pembunuhan. Aparat TNI yang dilengkapi senjata laras panjang dapat menahan massa konvoi yang hendak ke Jalan Juata. Massa berbalik pulang meski sekitar dua jam sempat terjadi adu mulut antara massa dan aparat TNI.
Massa kembali ke jalan jalan utama melanjutkan. Menurut mereka, konvoi ini terus dilakukan, bahkan jumlahnya lebih besar, sepanjang pelaku pembunuhan warga tidak ditangkap aparat kepolisian. Sejak pukul 14.00 siang tadi Kota Tarakan kembali sepi. Toko maupun rumah di dalam kota kembali tutup. Sedangkan kendaraan yang lalu lalang didominasi oleh kendaraan aparat keamanan dan barisan konvoi suku asli. (M. Sakir/DOR)
Sumber: MetroTV News (28 September 2010) Borneo
Ribuan Warga Dayak Tidung Kepung Polresta Tarakan
Tarakan Suasana Kota Tarakan, Kalimantan Timur, kembali mencekam. Ribuan warga adat dayak Tidung yang tergabung dalam Persatuan Suku Asli Kalimantan (Pusaka) mendatangi dan mengepung Kepolisian Resor Kota Tarakan, Selasa (28/9).
Mereka menuntut aparat agar segera menangkap pembunuh Abdullah (pemangku adat dayak Tidung). Warga yang datang ke kantor polresta melengkapi diri dengan berbagai senjata tajam jenis mandau (pedang), badik, dan golok. Sementara puluhan aparat polresta berjaga-jaga di sekitar kantor.
Akibat kedatangan massa, situasi di sekitar kantor Polresta Tarakan memanas. Massa juga melakukan orasi, selain mendesak kepolisian segera menangkap pembunuh Abdullah, juga mengusir etnis pelaku pembunuhan dari Kota Tarakan.
Sementara itu, Kapolres Tarakan Ajun Komisaris Besar Dharu Siswanto mengatakan masih terus memburu pelaku pembunuhan. "Kami masih terus mencari para pelakunya. Kami harap pelaku dapat segera kami temukan, sehingga permasalahan ini dapat segera diatasi," ujarnya.
Menurut Dharu, sampai saat ini pihaknya masih memeriksa sembilan orang saksi untuk dimintai keterangan atas peristiwa pertikaian tersebut. "Kami masih periksa saksi. Kami harap dengan keterangan saksi, pelaku dapat ditemukan," kata Dharu. (MI/RIZ)
Sumber: MetroTV News (28 September 2010) Borneo
Usai Temui Kapolres Tarakan dan Pejabat Polda, Massa Membubarkan Diri
TARAKAN - Perwakilan massa di Tarakan mengadakan pertemuan dengan Kapolresta AKBP Dharu Siswanto dan sejumlah pejabat Polda Kaltim di Mapolresta Tarakan, Selasa (28/9/2010). Massa diwakili Udin Bahlok atau disebut Panglima Kumbang, Haji Muktar, Ketua Tidung Kaltim, dan beberapa orang lainnya.
Usai pertemuan, Udin langsung menemui massa dan mengatakan, polisi sudah menangkap dua tersangka yang terlibat pembunuhan Abdullah (45). "Satu tersangka sudah ditangkap. Masih ada dua atau tiga tersangka lagi dalam proses pencarian, dan dalam waktu dekat pasti ditangkap polisi," ujar Udin kepada massa.
Kepala Adat Tidung Kaltim Haji Mukhtar Idris juga membenarkan, polisi sudah menangkap salah seorang tersangka. Tersangka tersebut saaat ini digunakan untuk memancing rekan- rekannya agar segera ditangkap juga.
Selanjutnya, Udin Bahlok meminta massa tenang dan membubarkan diri. Beberapa saat kemudian massa pun membubarkan diri dan meninggalkan mapolresta.(*)
Sumber: TribunKaltim (28 September 2010) Borneo
#Tarakan