Doa dan Riyadhoh, Mengalahkan Metodologi dan Sejuta Cara

Ada sahabat saya yang minta nama buat anaknya dan berdialog atas izin Allah. Kita semua tentu kepengen dapat anak yang saleh salehah, tidak manja, mandiri, sehat, senang lahir batin, taat kepada Allah dan Rasul-Nya, cinta sama shalat malam, dhuha, shalat berjamaah, dan qabliyah ba'diyah. Unggul soal dunianya, serta bagus akhiratnya. Kita pun tidak kepengen anak kita shalat pake disuruh2, ngaji pake dipaksa2, bahkan makan minum dan mandi kudu dikomandoin. Kepengen ketika kita sakit, ikut membelai kepala dan rambut kita dengan tangan halusnya. Ketika sudah dewasa dan menikah, tidak melupakan kita. Senantiasa mengirimkan doa dan kebaikan untuk kita, sepanjang hayatnya. Subhaanallaah, kiranya tidak ada yang bisa mewujudkan segala impian orang tua kecuali Sang Pencipta, Allah Rabbul Jalaal, Yang Memiliki Segala Cara, Kekuasaan dan Kebesaran.

DIA lah yang telah menciptakan anak kita, dan mengamanahkannya, menitipkannya, kepada kita. Kita tinggal meminta-Nya u/ menjadikan kita mampu. Dan kiranya tidak ada kecukupan waktu jika harus ikut training ini training itu, workshop ini dan itu. Dan pastinya, tidak ada juga guru yang kompetensinya komprehensif, mencakup apa yang kita minta dan yang tidak kita minta. Selain Allah, Sang Maha Guru. InsyaAllah, Allah yang sudah menjadikan Nabi Yahya anak yang saleh buat Nabiyallah Zakariya, dan Nabiyallah 'Isa buat Maryam, ibunya, akan sanggup juga memberikan dan menjadikan anak2 kita sesuai dengan doa kita. Apalagi jika kemudian kita bisa menjadi uswatun hasanah buat anak2 kita, dan menjaga kehalalan dan keberkahan rizki kita. Ok, ini adalah dialog saya dengan sahabat saya. Mudah2an bermanfaat::::::::::

Namain aja Muhammad Yusuf Mansur al Haafidz. Cakep tuh nama. Shalatin dua rakaat ketika mau memutuskan nama, dan sejak skrng, doakan anak tiada henti; spy jadi penghafal Qur'an, 'alim yang faaqih lagi shaleh, tawadhu' namun kaya raya dunia akhirat. Ada seorang ibu yg anaknya 3, dan 3-3 nya jadi pengafal al Qur'an sebelom umur 12th. Salah satu rahasianya, sejak anaknya masih dikandungan, ia mendoakan anak2nya agar menjadi penghafal al Qur'an. Dan ayah ibu ini selalu dan selalu meluangkan waktu u/ tahajjud dan dhuha khusus u/ anak2nya. Subhaanallaah, anak2nya tumbuh menjadi penghafal al Qur'an tanpa metode2an, dan tanpa effort ayah ibunya yang berarti. Anak2 ini bergerak sendiri. Malah tiap2 anaknya punya keunikan. Anak yang ketiga, kalau menghafal, masuk kamar dan mengunci kamarnya. Selalu demikian. Sebentar kemudian keluar, dan minta dibetulkan hafalannya bila salah, langsung dari ayah ibunya. Sehari bisa 2-3 lembar. Kadang bisa 10 lembar bila sedang tidak sekolah. Nilai2 sekolahnya di atas 9 semua. Nilai matematika si sulung ketika lulus SD, 9,75. Nyaris sempurna. Doa, dan riyadhah2 ayah ibunya (mujahadah/sungguh2 dan mudawamah/konsisten, terus menerus) jauh melampaui metodologi pengasuhan dan pendidikan anak. Ga ikut training2 ini dan itu. Hanya banyak2 berbisik dan pendekatan ke Allah Yang Maha Kuasa.

Subhaanallaah... Saya doakan anak2 antum dan anak2 seluruh Indonesia, kiranya kuat, sabar, dan tahan mental dalam menghadapi situasi sekarang dan masa depan yang semakin berat; panjang2 umurnya, sehat, jauh dari penyakit yang macem2, orang2 tuanya diberi karunia rizki yang halal, luas, lagi barokah. Dan agar anak2 kita semua, jadi apa keq dia, basicnya adalah hafal al Qur'an. Ya Allah, saya nangis nih sms antum. Mdh2an ini jadi doa juga buat anak2 kita dan anak2 keturunannya sampe zaman ini berakhir. Salam, Yusuf Mansur.

Sumber: Catatan Yusuf Mansur Network (3 Agustus 2010) Borneo
©Terima kasih telah membaca Blog Ardiz Borneo dengan judul "Doa dan Riyadhoh, Mengalahkan Metodologi dan Sejuta Cara". Semoga betah di Blog Ardiz Borneo®

Artikel Terkait