Kini, rasa bangga tentu saja menghinggapi mereka, seperti yang diakui Gunarsa saat berdialog dengan reporter SCTV Indy Rachmawatie di Jakarta, Sabtu (26/7) siang. "Saya sangat bangga dan merasa bersyukur kepada Tuhan," ucap Gunarsa. Materi tes meliputi teori di seluruh bidang biologi, seperti biologi molekuler, ekologi, mikrobiologi, genetika, evolusi, anatomi, morfologi, hingga biosistematik, dan etologi. Selain itu, juga dilakukan ujian praktikum.
Menurut Gunarsa, materi tes memiliki kualitas yang sangat tinggi baik untuk praktikum maupun teori. Namun, Gunarsa mengatakan, hasil yang dicapai mungkin lebih baik jika menyelesaikan soal dengan tenang. "Secara umum [soal ujian] susah, dan kita kurang tenang," kata Gunarsa. Dia menambahkan, soal yang diujikan diterjemahkan ke dalam bahasa masing-masing negara peserta.
Sebelum mengikuti Olimpiade Biologi Internasional, keempat peserta melalui beberapa kali seleksi dari tingkat sekolah hingga tingkat nasional. "Kalau dihitung, seleksi paling tidak delapan kali, dari tingkat sekolah sampai empat besar [nasional]," ujar lelaki bertubuh kurus ini. Asal tahu saja, calon wakil Indonesia dalam olimpiade berjumlah sekitar 2.500-an siswa dari seluruh daerah tingkat dua. Olimpiade Biologi tahun ini diikuti 166 peserta dari 40 negara. Ini adalah keikutsertaan Indonesia yang keempat kali, dengan hasil medali perunggu dan perak pada setiap olimpiade.
Sukses Gunarsa tak lepas peran sekolah dan dorongan orangtua. Kebetulan, kedua orangtua Gunarsa berasal dari kalangan pendidik. "Ibu saya guru SD dan bapak saya, juga guru SD," ujar Gunarsa.
Di tengah-tengah dialog, Wayan, ibunda Gunarsa dihubungi melalui video teleconference. Dia mengaku bangga dengan prestasi yang diraih anaknya. Wayan mengatakan, Gunarsa dididik seperti anak lain lazimnya. Kecuali memang, Gunarsa sudah diajarkan membaca sejak sebelum masuk sekolah. "Secara dini Gunarsa diajarkan membaca sebelum sekolah, agar dia senang baca. Jadi wawasannya bisa bertambah," kata Wayan.
Selain itu, Gunarsa juga dibiasakan untuk selalu disiplin membagi waktu. "Kalau memang waktu belajar, nggak main atau nonton televisi," ujar Wayan. Kendati demikian, Wayan mengaku tak pernah mendidik secara keras kepada anaknya. Ini diakui Gunarsa. Menurut dia, semua peraturan yang diterapkan dijelaskan alasannya. "Mereka [orang tua] memberi pengertian kalau tidak disiplin hasilnya begini, kalau nggak gimana," ujar Gunarsa.
Sebelumnya, Indonesia juga meraih prestasi yang tak kalah membanggakan pada Olimpiade Fisika tingkat Asia, April silam. Tim Indonesia berhasil menjadi juara umum dengan mengumpulkan enam emas dan dua penghargaan khusus.
Sumber : Liputan6.com (26/07/2003)
#Indonesia