Dinar

Dinar - Kajian Islam Tarakan

Dinar

Kalau mengacu ke zaman kenabian, apa yang

disebut dengan Dinar di masa itu sebenarnya bukan mata uang. 

Tapi emas secara fisik yang dalam ilmu kimia disebut dengan Aurum (Au) dengan nomor atom 79. Mencair pada suhu seribu derajat celsius. 

Maka kita tidak akan menemukan kata Dinar di dalam Al-Quran sebagai nama mata uang. Tapi sebagai emas dengan berat tertentu. 

Di dalam Al-Quran, emas yang beratnya tidak seberapa disebut dinar (دينار). Sebaliknya emas yang beratnya sangat besar disebut Qinthar (قنطار).

وَمِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِقِنْطَارٍ يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِدِينَارٍ لَا يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ إِلَّا مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَائِمًا

Di antara Ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya. (QS. Ali Imran : 75)

Sedangkan yang kita pakai di masa sekarang ini untuk berjual-beli bukan emas. Kalau pun disebut dinar, cuma nama saja. Dinar-dinaran alias Dinar boongan. 

Irak, Jordan, Aljazair, Bahrain, Kuwait dan Libya termasuk negara yang memberi nama pada mata uang yang mereka terbitkan dengan sebutan Dinar. 

Tapi cuma nama saja, hakikatnya bukan Dinar seperti yang berlaku di abad ketujuh Masehi. Hakikatnya tetap kertas yang dicetak dan diterbitkan oleh bank nasional masing-masing negara.

Seratus persen sama saja dengan mata uang di seluruh dunia.

Lalu kalau emas satu Dinar di zaman kenabian  itu beratnya berapa? 

Ternyata ini agak runyam juga. Sebab ukuran berat emas satu Dinar ternyata berbeda-beda di setiap tiap negeri. 

Akhirnya para ulama kontemporer sepakat melakukan penimbangan ulang mata koin Dinar yang tersimpan di museum.

Yang disepakati adalah koin emas dari dinasti Abdul Malik bin Marwan, karena diyakini Beliau mengukurnya berdasarkan ukuran Dinar di Mekkah semasa kehidupan zaman Nabi. 

Ternyata berat koin emas satu Dinar itu 4,25 gram. Uniknya, ada hadits yang menyebutkan bahwa Nabi SAW pernah meminta Urwah Al-Bariqi membelikan untuknya seekor kambing qurban dengan memberinya satu Dinar. 

Saya barusan tanya istri, harga emas sekarang berapa? Jawabannya 900 ribuan mendekati sejuta rupiah per gramnya. 

Waw jadi kalau misalnya saya punya emas 4,25 gram, kira-kira setara 4 juta rupiah. Kalau dibelikan seekor kambing sudah lumayan bagus. 

Di masa modern, emas meski masih jadi logam mulia dan tinggi nilainya, tapi sebagai alat tukar atau alat pembayaran dianggap sangat tidak praktis. 

Lalu orang menyimpan emasnya di bawah tanah di tempat penitipan yang aman. Terus kalau mau bertransaksi, cukup pakai surat di atas kertas. 

Sehingga mau bayar senilai emas ber-qinthar-qinthar, secara fisik cukup dengan selembar kertas yang bertuliskan jumlah emas miliknya.

Cara ini jauh lebih praktis dan aman. Bertransaksi cukup pakai kertas. Tidak perlu berat bawa-bawa logam.  

Disitulah sejarah uang kertas dimulai. Walaupun di masa itu, kertas-kertas itu masing 100% mewakili emas yang tersimpan rapi.

Dan di zaman pencatatan digital saat ini, kertas sudah tidak zaman lagi. Sekarang cukup pakai data digital, jauh lebih praktis bahkan bisa transaksi jarakjauh online.

Sumber FB : Ahmad Sarwat

30 Januari 2021 pada 21.58  · 

©Terima kasih telah membaca Blog Ardiz Borneo dengan judul "Dinar". Semoga betah di Blog Ardiz Borneo®

Artikel Terkait