“Sebanyak 250 penonton seolah tidak berkedip menikmati sajian berselera 22 artis selama 2 jam nonstop. Hanya ada terdapat dua kata yang terdengar dari penonton: 'ocin khoroso' alias bagus sekali,” tutur M Aji Surya, Counsellor, Koordinator Pensosbud dan Pendidikan KBRI Moskow lewat rilisnya, Senin 25 Oktober.
Dalam kesempatan tersebut, lanjut Aji Surya, disajikan antara lain tari Pa’rimpungan, Rabbana Jeppeng, prosesi adat Appasiori Waju, Ganrang Bulo, simponi kecapi hingga peragaan busana. Ikut menikmati pertunjukan Wakil Gubernur Vladimir, Martinov Sergey dan Direktur Jenderal Museum Vladimir, Svetlana Mednikova serta Dubes RI untuk Rusia, Hamid Awaluddin.
Menurut Dubes Hamid Awaludin, pemilihan kota Vladimir didasari oleh sebuah pemikiran, bahwa kota ini merupakan salah satu kota peradaban Rusia, karena pernah menjadi ibukota pada zaman kerajaan di masa lalu.
“Kami datang membawa kesenian yang menyentuh rasa yang bisa dinikmati oleh semua orang, tanpa harus tersekat oleh suku, agama, bangsa atau bahkan ruang dan waktu. Seni hanya akan menciptakan persahabatan,” ujar Dubes Awaludin dalam konferensi pers sebelum pelaksanaan pertunjukan.
Dan yang juga menjadi sangat menarik adalah penampilan peragaan busana dari Totok Supangat yang mengusung sutra bugis sebagai bahan utamanya. Kain-kain yang bermotifkan sarung atau paduan antara garis dan kotak-kotak dicoba dijadikan aneka busana wanita yang terlihat anggun dan menawan. Keberaniannya memainkan warna kuat merupakan suatu eksperimen yang berani.
“Sutra model ini memang sangat unik dan relatif lain sehingga menantang untuk dijadikan busana,” ujar Totok.
Yang ditampilkan kali ini berupa pakaian yang cocok untuk musim semi hingga panas di Rusia. Dengan bahan yang tipis dan dipadukan dengan warna cerah, maka akan membawa suasana kehidupan alam dengan mahatari yang terang. Adapun model busananya lebih berkarakter modern dan kontemporer semi eksperimental.
Uniknya, dari pegelaran busana ini adalah karena semua penari wanita yang berjumlah 7 anak mahasiswi tersebut juga berperan sebagai peragawati. Dengan demikian, maka pergantian busana di balik panggung menjadi riuh dan serba cepat. Tidak jarang mereka terlihat begitu nervous karena harus segera manggung.
Bagi Martinov, perhelatan itu merupakan sesuatu yang istimewa dan awal dari kerjasama yang erat di masa datang. Diharapkan kedua belah pihak segera merapat untuk dapat mengisi dalam bidang ekonomi, turisme dan politik.
Setelah sukses di Vladimir, pertunjukan tim kesenian Sulsel akan segera bergeser ke kota Moskow, Kazan dan berakhir di St. Petersburg. Paket pentas seni yang dimotori oleh Pemprov Sulsel dan KBRI Moskow itu akan berlangsung selama seminggu penuh. (arp/RMOL)
Sumber: Fajar.co.id (26 OKTOBER 2010) Borneo
#Indonesia