”Indonesia mengajukan angklung untuk menjadi warisan dunia ke UNESCO sejak setahun lalu dan rencananya akan disidangkan oleh lembaga dunia itu pada pertengahan 2010,” kata Direktur Operasional Saung Angklung Udjo Satria Yanuar Akbar di Bandung, Senin (8/3/2010).
Ia berharap, pada November 2010, angklung akan dikukuhkan menjadi World Intangible Heritage oleh UNESCO, sekaligus mentasbihkan angklung sebagai ”real” Indonesia.
Saung Angklung Udjo sendiri, katanya, memberikan dukungan penuh atas ajuan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
”Dengan pengakuan itu, saya optimistis angklung akan lebih berkembang karena opini masyarakat semakin kuat. Masyarakat Indonesia harus bangga karena angklung menjadi warisan budaya dunia,” katanya.
Dengan pengakuan UNESCO terhadap angklung sebagai warisan budaya dunia tak benda, tidak akan ada lagi negara lain yang mendaku (klaim) angklung.
Sebelumnya, angklung juga diramaikan telah diklaim oleh Malaysia sebagai alat musik asli negara itu.
Selain adanya pengamanan dan pengakuan angklung sebagai warisan budaya dunia, juga akan berdampak secara ekonomis. Para perajin angklung akan diuntungkan dengan mendapatkan banyak pesanan angklung dari dalam dan luar negeri.
”Pesanan angklung saat ini berasal dari beberapa negara di dunia, baik Asia, Eropa, maupun Amerika. Saung Angklung Udjo juga memiliki jadwal rutin pentas di luar negeri, sekaligus memperkenalkan angklung sebagai seni budaya yang bisa mendunia,” katanya.
Dengan demikian, menurut Satria, angklung diharapkan menyusul batik yang telah dikukuhkan UNESCO menjadi warisan dunia pada 2009.
Sumber : KOMPAS (9 Maret 2010) Borneo
#Indonesia