Aspal adalah bahan kimia yang bersifat karsinogenik. Aspal buatan biasanya terdiri dari campuran tar dan aspal minyak. Aspal minyak sendiri sering disebut sebagai asmin atau cut back asphalt. Sementara itu tar diperoleh dari hasil pengolahan batu bara.
Tar ternyata tidak hanya digunakan untuk membuat aspal, tapi juga sebagai bahan dasar dalam pembuatan rokok. Tar dan nikotin adalah dua zat paling berbahaya diantara 4.000 jenis zat kimia lainnya.
"Bahan tar adalah bahan yang digunakan untuk aspal, jadi sebenarnya kita mengonsumsi aspal saat mengisap rokok," kata Prof Farid A Moeloek, mantan menteri kesehatan yang sekarang menjabat sebagai Ketua Komisi Nasional Pengendalian Tembakau dalam acara Peningkatan Cukai Rokok: Antara Kepentingan Ekonomi dan Kesehatan di Hotel Sahid Jakarta, Rabu (17/2/2010).
Dari sekitar ribuan racun, ada yang biasa dibuat untuk membuat roket pesawat, ada yang dibuat untuk mencuci darah dan sebagainya. Tar sendiri adalah zat yang akan menggumpal di dalam paru-paru dan membentuk cairan yang biasa digunakan untuk membuat aspal.
Tar yang digunakan untuk melapisi jalan sama dengan tar yang terdapat pada rokok dan partikel-partikel tar tersebut bisa menyebabkan tumbuhnya sel kanker. Selain itu tar jua menyebabkan penumpukan zat kapur, nitrosmine, B-naphthylamine, kadmium dan nikel.
Seperti dikutip dari Quitsmoking, Rabu (17/2/2010), tar adalah substansi hidrokarbon aromatik yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Tar ini adalah residu hitam panas yang berasal dari pembakaran, tar mengandung ratusan zat kimia yang beberapa diantaranya bersifat karsinogenik dan beracun.
Dalam bentuk padat, tar berwarna coklat dan merupakan substansi lengket yang berada di belakang bagian filter rokok. Tar menyebabkan gigi coklat dan membuat semua jaringan yang dikenainya menjadi coklat pula. Bayangkan zat yang lengket itu menempel pada paru-paru Anda.
Tar terdapat pada semua jenis rokok dan cenderung meningkat jumlahnya seiring dengan terbakarnya rokok. Hal itu berarti isapan terakhir rokok mengandung tar dua kali lipat dari jumlah isapan pertama.
Tar yang diisap dari rokok akan merusak bulu-bulu getar (cilia) pada paru-paru sehingga meningkatkan risiko penyakit pernafasan seperti emfisema, bronkitis kronik dan kanker tenggorokan.(fah/ir)
Sumber : DetikHealth (17 Februari 2010) Borneo
#Kesehatan