Keistimewaan Lailatur Qadar Setara Dengan Ibadah 84 Tahun

SETIAP umat Islam pasti mendambakan lailatur qadar (malam kemulian). Bahkan Allah SWT menjelaskan dalam firman-Nya, bahwa lailatul qadar khairu min alfi syahrin (malam kemuliaan lebih baik daripada seribu bulan). Artinya, menurut Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Kaltim KH Muslihuddin keistimewaan lailatur qadar setara dengan 84 tahun 4 bulan beribadah.

Seperti diketahui, lailatul qadar (atau lebih dikenal dengan malam lailatul qadar) mempunyai keutamaan yang sangat besar, karena pada malam itu terjadi mukjizat turunnya Al-Quranul Karim ke dunia, yang membimbing orang-orang yang berpegang dengannya ke jalan kemuliaan dan mengangkatnya ke derajat yang mulia dan abadi.

Banyak hadis yang mengisyaratkan bahwa lailatul qadar itu terjadi pada sepuluh hari terakhir, hadis yang lainnya menegaskan di malam ganjil sepuluh hari terakhir. Hadis yang pertama sifatnya umum sedangkan hadis kedua sifatnya khusus, maka riwayat yang khusus lebih didahulukan daripada yang umum, dan telah banyak hadis yang lebih menerangkan bahwa Lailatul Qadar itu ada pada 7 hari terakhir Ramadan (malam ke-25, 27 dan 29), tetapi ini dibatasi kalau tidak mampu dan lemah. Maka dengan penjelasan ini, cocoklah hadis-hadis tersebut dan tidak saling bertentangan.

Muslihuddin mengatakan, lailatur qadar diyakini ada di 10 malam terakhir, tepatnya di malam-malam ganjil Ramadan, seperti, 21, 23, 25, 27, dan 29. Untuk itu, umat Islam diimbau untuk meningkatkan ibadah, khususnya di sepuluh terakhir, karena ada banyak keistimewaan yang bisa didapatkan, termasuk malam yang dirindukan seluruh umat Islam seantero dunia.

“Perbanyak zikir, membaca Alquran, salat tahajjud (salat tengah malam, Red.), dan perbanyak waktu mendekatkan diri kepada Allah,” kata Muslihuddin Rasyid kepada Kaltim Post, kemarin.

Menurutnya, pemahaman masyarakat tentang lailatur qadar belum sepenuhnya dipahami. Bahkan ada salah persepsi dengan menyebut lailatur qadar adalah malam terjadinya suatu keajaiban. Sebenarnya, lailatur qadar merupakan malam yang diistimewakan dalam Islam karena saat itulah ibadah umat muslim dinilai jauh lebih tinggi pahalanya dan sering dianalogikan nilainya lebih baik dari seribu bulan ibadah.

“Kalau kita beribadah kepada Allah di malam yang istimewa, tentu akan mendapatkan keistimewaan. Bukannya malah mengharap keajaiban, tapi harus dipikirkan bahwa ini merupakan momen paling tepat untuk beribadah,” sambungnya.

Untuk itu, Muslihuddin yang kini menjadi salah satu anggota DPD-RI ini mengharapkan kepada seluruh masyarakat, khususnya umat Islam untuk meningkatkan intensitas beribadah di penghujung Ramadan. “Ramadan jelas bulan penuh berkah, rahmat dan ampunan,” tegasnya.

Muslihuddin menyebutkan, selain keistimewaan lailatur qadar, Ramadan merupakan bulan yang terbaik dari 11 bulan lainnya. Dikatakan, ada rahmat di sepuluh hari pertama Ramadan, sementara di sepuluh hari pertengahan Ramadan, berkahnya yakni pengampunan dosa manusia. Dan sepuluh hari terakhir Ramadan, memberikan keutamaan pembebasan dari siksaan api neraka.

“Mari kita bermunajat pada malam lailaul qadar agar kita termasuk umat yang mendapatkan keistimewaan itu, dan sampai di hari kemenangan nantinya,” serunya. (*/che/art)

Sumber : KaltimPost.co.id (12 September 2009)
©Terima kasih telah membaca Blog Ardiz Borneo dengan judul "Keistimewaan Lailatur Qadar Setara Dengan Ibadah 84 Tahun". Semoga betah di Blog Ardiz Borneo®

Artikel Terkait